Halaman

Sunday, 5 January 2020

HEBOH AKAN TERJADINYA PERANG DUNIA KE 3




Awal tahun 2020 kita di heboh kan berita akan terjadinya perang dunia ke tiga, berita ini berawal dari kematian Seorang Jendral dari Negara Iran yang bernama Mayor Jendral Qasem Soleimani yang terkena serangan drone AS di luar kompleks Bandara Internasional Baghdad pada Jumat (3/1) pagi.


AS dalam pernyataannya menyebut serangan itu diperintahkan oleh Presiden Donald Trump dengan tujuan 'melindungi personel AS di luar negeri'. Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menjelaskan bahwa Soleimani dibunuh karena dia 'secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang diplomat-diplomat dan personel militer Amerika di Irak dan sekitarnya'. AS juga menuduh Soleimani menyetujui serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Menanggapi kematian Seorang Jendral yang bahkan bisa di bilang setara dengan wakil Presiden Iran, Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan ada 'pembalasan dendam yang hebat'. Seperti dilansir AFP, Khamenei juga menetapkan masa berkabung selama tiga hari di seluruh wilayah Iran untuk menghormati kematian Soleimani.

Bahkan di dunia madia sosial pun sudah banyak sekali berita atau Hoax mengenai akan terjadinya Perang Dunia ke 3 bahkan "WWIII" atau World War 3 Sempat menjadi trending topic dunia nomor lima dan tujuh diisi oleh "WWIII" dan "World War 3". Memanasnya tensi antara AS dan Iran membuat kekhawatiran bahwa perang dunia ketiga akan segera meletus banyak masyarakat dunia yang membicarakan hal ini.


Negara Iran bukanlah Negara biasa, Negara Iran salah satu Negara yang di Sebut-sebut memiliki Senjata Nuklir yang mampu menghancurkan satu kota bahkan Negara.
Negara Iran memiliki sekutu yang diketahui merupakan salah satu musuh Negara Amerika yaitu Rusia dan Thiongkok bahkan pada Desember 2019 Angkatan Laut Iran, Thiongkok, Rusia melakukan latihan bersama di Samudra Hindia dan Teluk Oman bertujuan untuk pencegahan dari tekanan Amerika Serikat.

Sesungguhnya Hubungan Iran dan Amerika Serikat memang sedang tidak baik sebelum kejadian pembunuhan Jendral Iran hubungan Amerika Serikat  dan Iran  memang telah memanas sejak Amerika menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2018. Hubungan kedua negara juga tidak berjalan baik bahkan buruk setelah Amerika menjatuhkan sanksi dagang Internasional kepada Iran.

Hingga saat Artikel ini di buat Iran telah dua kali melakukan Serangan Roket untuk membalas Kematian Mayor Jendral Qasem Soleimani, dua roket pada Sabtu (4/1/20) lalu mengenai sebuah pangkalan udara yang menjadi tempat tinggal tentara-tentara AS di Irak dan serangan dua roket yang jatuh di dekat Kedubes AS di Irak pada Minggu (5/1/20).

Presiden AS Donald Trump dalam pernyataan terbaru pada Sabtu (4/1/20) memberikan peringatan bahwa AS akan menyerang 52 lokasi 'yang penting bagi Iran dan bagi kebudayaan Iran' jika ada personel atau aset AS yang diserang oleh Iran.

Dampak pasti untuk dunia sehari setelah tewasnya Mayor Jenderal Qasem Soleimani melonjaknya harga minyak dunia. Harga minyak brent melonjak 3,6% ke level US$ 68,60 per barel pada Jumat (3/1/20) kemarin. Minyak berjangka AS juga naik 3,1% ke US$ 63,05 per barel. Ini merupakan kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir dan harga tertinggi sejak September 2019.

Dampak apakah yang akan di rasakan Negara Kesatuan Republik Indonesia jika benar akan terjadi Perang Dunia ke 3 dari sisi Ekonomi yang dilansir oleh detik.com, Minggu (5/1/20), hasil wawancara detik.com dengan Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, jika perang dunia ketiga meletus karena peristiwa tersebut, perekonomian Indonesia terancam. Melihat proyeksi ekonomi dalam APBN 2020, harga minyak diprediksi US$ 63 per barel. Tentunya, harga minyak yang sudah melampaui prediksi APBN 2020 ini bisa meningkatkan harga bahan bakar minyak (bbm), terutama non subsidi.
"Dampak ketegangan AS dan Iran paling cepat dirasakan ke harga minyak mentah dunia yg meroket lebih dari 4% dan berimbas pada beban subsidi bbm dan tarif listrik yang bengkak di awal 2020. Di sisi lain, harga bbm non subsidi jenis Pertamax, Pertalite maupun Dex pun berisiko mengalami penyesuaian.

Pemerintah baru saja menurunkan harga bbm non subsidi di awal 2020 ini. Menurut Bhima, jika perang dunia ketiga meletus, harga bbm diprediksi bisa naik lagi.
"Bisa naik kembali karena harga bbm khususnya non subsidi bergantung pada tren harga minyak dunia," imbuhnya.

Hal tersebut dapat berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat, yang ujung-ujungnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Ini ujungnya adalah inflasi yang lebih tinggi dibanding tahun 2019. Jika tekanan pada harga kebutuhan pokok naik, ujungnya daya beli tertekan dan pertumbuhan ekonomi diprediksi merosot dibawah 4.8%," terang Bhima,
Sementara itu, dampaknya di pasar keuangan yakni volatilitas yang berbahaya. Investasi seperti surat berharga bisa sangat berisiko sehingga investor memilih bermain aman.

"Kalau di pasar keuangan dampaknya adalah volatilitas yang membahayakan ekonomi dalam jangka panjang. Investor makin takut berinvestasi ke pasar negara berkembang. Ada kecenderungan makin bermain aman misalnya dengan membeli dolar atau emas. Harga emas dunia telah naik 2.19% dibandingkan tahun lalu dan dollar index menguat tipis 0.51% dalam sepekan terakhir," jelas dia. (detik.com 5/1/20)

Selain dampak dari Ekonomi, masih banyak lagi dampak yang akan di rasakan NKRI potensi meluasnya Perang yang akan tarjadi membuat Indonesia akan mengalami darurat pangan dan energi. Alasannya sederhana saja, negeri ini tak bisa mencukupi kebutuhan energi dan pangannya secara sempurna Indonesia tidak bisa lagi melakukan impor dari luar negeri. Sementara itu persediaan dalam negeri semakin menipis. karena Indonesia salah satu negara yang mengandalkan impor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan energi dan pangan.

Semoga Seluruh Pemimpin Negara yang ada di dunia ini tidak terpancing dan bisa menahan diri agar tidak terjadi Perang dunia ke 3 yang pastinya akan merugikan seluruh dunia.

No comments:

Post a Comment